RSS
Hello! Welcome to this blog. You can replace this welcome note thru Layout->Edit Html. Hope you like this nice template converted from wordpress to blogger.

A. Awal Penyebaran Islam

Awal pertumbuhan agama Islam di Saudi Arabia dalam suasana kegelapan, kekacauan, ketidakteraturan, dan
ketidakpastian, yang lazim disebut dengan zaman jahiliyah. Tidak ada kepastian hukum yang dapat dipakai sebagai pedoman sehingga masyarakat kehilangan arah, hidup dalam ketakutan, karena dimana-mana hanya akan ditemui kekerasan dan kekejaman. Di tengah-tengah kegelapan itu, Islam muncul, yang disebarkan oleh Nabi Muhammad SAW.


B. Proses Masuk dan Berkembangnya Pengaruh Islam di Indonesia 

    Islam masuk ke Indonesia ketika sebagian masyarakatnya sudah memeluk agama Hindu atau Buddha, atau saat masyarakat masih memeluk kepercayaan asli, atau bahkan saat Hindu-Buddha, dan kepercayaan asli bercampur saling mempengaruhi. Namun yang jelas, Islam datang setelah Hindu dan Buddha masuk ke Indonesia terlebih dahulu.
    Penyebaran pengaruh Islam yang berasal dari jazirah Arab ke Asia dan benua lainnya, menimbulkan pusat-pusat agama Islam di kawasan tersebut, yang berperan sebagai pusat pemerintahan dan peradaban, juga berperan dalam penyebaran pengaruh Islam ke wilayah sekitarnya. Indonesia telah mengadakan hubungan ekonomi, hubungan sosial, dan hubungan politik dengan pusat-pusat Islam di Asia Selatan maupun pusat-pusat Islam lainnya. 


C. Peranan Pedagang dan Ulama dalam Perkembangan Islam di Indonesia 

1. Peranan pedagang
    Para pedagang yang menjalin hubungan dagang dengan pedagang Indonesia tidak hanya pedagang Cina,
tetapi juga pedagang India, Persia, Arab, Mesir, dan Turki. Di samping berdagang, mereka menyebarkan dan mengajarkan agama Islam di Indonesia. Pertama-tama tentunya adalah para pedagangnya, kemudian disebarluaskan kepada orang lain. Menurut Snouck Hurgronje, orang-orang Islam yang datang pertama dan menyebarkan agama Islam di Indonesia, tidak langsung dari Negeri Arab, melainkan melalui orangorang
Islam dari Gujarat (India). 

Penyebaran agama Islam di Indonesia yang dilakukan
oleh para pedagang, secara umum dapat digambarkan
sebagai berikut.
  •  Mula-mula para pedagang berdatangan ke pusat-pusat perdagangan.
  •  Kemudian mulai ada yang bertempat tinggal, baik sementara maupun menetap.
  • Lambat laun tempat tinggal mereka berkembang menjadi perkampungan muslim dari negeri asing disebut pekojan.
  • Status sosial yang tinggi, memudahkan mereka mengawini pribumi, baik rakyat biasa maupun anak bangsawan.
  • Sebelum pernikahan, calon isterinya di-Islam-kan dulu dengan mengucapkan dua kalimat syahadat.
  • Lambat laun berkembang perkampungan, masyarakat,
    dan kerajaan Islam.
2. Peranan ulama
    Pada proses awal penyebaran Islam ke berbagai wilayah di Indonesia, sebenarnya tidak lepas dari perjuangan para ulama yang terkenal dengan sebutan Wali Songo, sebuah forum musyawarah para wali yang jumlahnya sembilan. Jika ada yang uzur, selalu ada penggantinya sehingga jumlahnya tetap sembilan. Dakwah dan penyebaran Islam khususnya di Pulau Jawa oleh Wali Songo, dilakukan secara damai, halus, dan disesuaikan dengan keadaan masyarakat setempat. Wali Songo yang sangat terkenal bagi masyarakat Indonesia adalah sebagai berikut.
a. Maulana Malik Ibrahim
Beliau keturunan Arab, berasal dari Turki. Datang ke Jawa Timur tahun 1379, meninggal tahun 1419, dan
dimakamkan di Gresik. Selain menguasai ilmu-ilmu agama secara mendalam dan sempurna, Maulana Malik
Ibrahim juga ahli dalam bidang tata negara. Penyebaran Islam secara halus, tidak menentang adat istiadat penduduk asli yang masih memeluk agama Hindu ataupun Buddha. Beliau melakukan dakwah di
Pulau Jawa bagian timur.
b. Sunan Ampel
    Sunan Ampel berasal dari Jeumpa, Aceh, dengan nama kecil Raden Ahmad Ali Rahmatullah atau lebih dikenal dengan Raden Rahmat. Beliau datang ke Jawa pada tahun 1421 M, menggantikan Maulana Malik Ibrahim yang wafat tahun 1419 M. Beliau mendirikan pesantren di Ampel Denta, Surabaya. Sunan Ampel juga ikut mendirikan Masjid Agung Demak pada tahun 1479 dan merupakan salah seorang
perencana berdirinya Kerajaan Islam Demak. Sunan Ampel dimakamkan di Ampel Surabaya.
c. Sunan Drajad
    Sunan Drajad adalah putra Sunan Ampel, lahir di Surabaya, dengan nama kecil Raden Qosim. Beliau pencipta Gending Pangkur, dan penyebar Islam yang berjiwa sosial dan dermawan. Sunan Drajad dimakamkan di daerah Lamongan.
d. Sunan Bonang
    Sunan Bonang adalah putra Sunan Ampel, lahir di Surabaya tahun 1465, dengan nama kecil Raden Makdum. Sunan Bonang wafat tahun 1525, dimakamkan di Tuban. Beliau pencipta Gending Durma.
e. Sunan Giri
    Syekh Maulana Ainul Yakin, dengan nama kecilnya Raden Paku, adalah putra Syekh Maulana Ishak yang mendirikan pesantren di Giri, sehingga lebih populer dengan sebutan Sunan Giri. Sunan Giri menyebarkan agama Islam tidak hanya di Jawa, tetapi juga ke pulau-pulau sekitar Jawa Timur, bahkan sampai Maluku. Beberapa Kyai dari Giri diundang ke Maluku untuk menjadi guru-guru agama. Sunan Giri adalah pencipta Gending Asmaradana dan Gending Pucung. Beliau pencipta permainan anak-anak yang berjiwa Islam, seperti Ilir-ilir, Jamuran, dan Cublakcublak Suweng.
f. Sunan Kalijaga
   Nama kecilnya Raden Mas Syahid. Beliau lahir di Tuban, Jawa Timur, sebagai putra Tumenggung Sahur Wilatikta, Adipati Tuban. Beliau adalah seorang wali, mubalig, pejuang, pujangga, dan filsuf yang berjiwa besar. Beliau menyiarkan agama Islam melalui cerita wayang. Sunan Kalijaga dimakamkan di Kadilangu, dekat Demak.
g. Sunan Kudus
    Nama kecil Sunan Kudus adalah Sayyid Ja’far Shodiq, berasal dari Palestina. Beliau datang ke Jawa pada tahun 1436 M. Daerah penyebaran Islam di pesisir Jawa Tengah. Beliau seorang pujangga, pandai mengarang, pencipta Gending Mas Kumambang dan Gending Mijil. Pernah jadi Senapati Kerajaan Islam Demak.
h. Sunan Muria
    Sunan Muria adalah putra Sunan Kalijaga, dengan nama kecil Raden Umar Said. Beliau ikut mendirikan Masjid Demak dan ikut membantu berdirinya Kerajaan Islam Demak. Beliau menciptakan Gending Sinom dan Gending Kinanti untuk kepentingan dakwah. Beliau wafat dan dimakamkan di puncak Gunung Muria
i. Sunan Gunung Jati
   Syarif Hidayatullah atau lebih popular dengan sebutan Sunan Gunung Jati, berasal dari Palestina. Datang ke
Pulau Jawa pada tahun 1436 M. Beliau mempunyai nama sangat banyak, antara lain Fatahilah, Muhammad
Nurudin, Faletehan, Syah Nurullah, Makhdum Jati, dan Makhdum Rakhmatullah. Beliau diangkat sebagai
Panglima Perang Kerajaan Demak dan ditugaskan di Jawa Barat. Beliau mendirikan Kesultanan Banten dan
Kesultanan Cirebon. Sunan Gunung Jati wafat dan dimakamkan di Gunung Jati Cirebon.

D. Perkembangan Masyarakat, Kebudayaan, dan Pemerintahan pada Masa Islam di Indonesia

    Masuknya pengaruh Islam dan penyebarannya di Indonesia, baik kepada golongan bangsawan maupun
masyarakat umum, dilakukan dengan damai dan dapat diterima dengan cepat. Hal ini disebabkan beberapa faktor sebagai berikut.
1. Syarat-syarat masuk Islam sangat mudah.
2. Upacara-upacara dalam Islam sangat sederhana.
3. Islam tidak mengenal kasta, semua orang dinilai sama kedudukannya.
4. Penyebaran Islam disesuaikan kondisi sosial budaya masyarakat.
5. Jatuhnya Sriwijaya dan Majapahit memperlancar penyebaran Islam.

1. Situasi dan kondisi politik dan pemerintahan
a. Di Sumatera
    Pada saat Kerajaan Sriwijaya mencapai puncak kejayaannya pada abad ke-7 sampai ke-9 Masehi, sebenarnya Selat Malaka sudah mulai ramai dilalui oleh pedagang-pedagang muslim, dalam pelayarannya ke negara-negara di kawasan Asia Tenggara dan Asia Timur. Kedatangan orang-orang Islam ke Asia Tenggara dan Asia Timur, pada awalnya belum terasa pengaruhnya, karena masih dalam taraf penjajakan di bidang pelayaran dan perdagangan. Namun pada abad ke-9 M, ketika para petani Cina Selatan mengadakan pemberontakan terhadap kekuasaan pemerintahan Hi Tsung (878-778 M), dimana orang-orang muslim terlibat di dalamnya, dan minta perlindungan ke Kedah, ternyata Kedah melindungi orangorang muslim tersebut. Padahal saat itu Kedah masuk wilayah kekuasaan Sriwijaya.
    Pada awal abad ke-16, daerah-daerah pesisir Sumatera Utara dan Timur Selat Malaka, yaitu dari Aceh sampai Palembang, sudah banyak terdapat masyarakat dan kerajaan-kerajaan Islam.
b. Di Pulau Jawa
    Masuknya pengaruh Islam pertama kalinya ke Pulau Jawa, belum dapat diketahui dengan pasti. Namun Batu Nisan Kubur Fatimah binti Maimun di Leran Gresik yang berangka tahun 475 H (1082 M), barangkali
merupakan bukti nyata kedatangan Islam ke Jawa Timur. Namun bukan berarti sudah terjadi proses masuknya pengaruh Islam yang luas di Jawa.
   Proses Islamisasi di Jawa Timur sudah terjadi semenjak kejayaan Majapahit. Hal ini dapat diketahui dari penemuan puluhan nisan kubur di Troloyo, Trowulan, dan Gresik, serta berita Ma-huan tahun 1416 yang menceritakan orang-orang muslim yang bertempat tinggal di Gresik. Hal ini membuktikan bahwa di pusat
Kerajaan Majapahit maupun di pesisir, terutama di kotakota pelabuhan, telah terjadi proses Islamisasi dan
terbentuknya masyarakat muslim waktu itu.
    Ketika Majapahit masih dipimpin oleh Hayam Wuruk dan Gajah Mada, situasi politik di daerah kekuasaan
Majapahit cenderung tenang dan semua raja bawahan patuh dan mengakui kedaulatan Majapahit. Namun
ketika kedua tokoh itu wafat, yaitu Gajah Mada pada 1364 dan Hayam Wuruk pada 1389, situasi politik
berubah total. Majapahit semakin lemah, dan raja-raja bawahan mulai melepaskan diri. Ini merupakan peluang bagi penyebaran agama Islam. Meskipun Kerajaan Hindu yang besar di Kediri sudah tumbang pada tahun 1526, namun kerajaan-kerajaan kecil di Pasuruan dan Panarukan dengan pusatnya di Blambangan belum Islam. Pasuruan baru tunduk kepada Islam sejak tahun 1546, ketika diserang Demak pimpinan
Trenggana. Pajajaran baru jatuh ke tangan muslim pada tahun 1579/1580 karena serangan dari Kerajaan Banten.
c. Di Sulawesi
    Di Sulawesi, beberapa raja yang resmi masuk Islam adalah sebagai berikut.
  • Raja Gowa dan Tallo resmi masuk Islam pada 22 September 1605.
  • Raja Wajo resmi masuk Islam pada 10 Mei 1610.
  • Raja Bone resmi masuk Islam pada 23 Nopember 1611.
d. Di Maluku
    Kedatangan Islam ke Indonesia bagian timur, yaitu ke daerah Maluku, tidak dapat dipisahkan dari jalur perdagangan yang terbentang antara pusat lalu lintas pelayaran internasional di Malaka, Jawa, dan Maluku. Hal ini yang mengakibatkan di Banda, Hitu, Haruku, Makyan, dan Bacan, sudah terdapat masyarakat muslim. Akibat persaingan dalam perdagangan, akhirnya Maluku jatuh di bawah kekuasaan politik dan ekonomi Kompeni Belanda.
e. Di Kalimantan
    Di Kalimantan Selatan, pengaruh Islam mulai masuk ketika ada perebutan kekuasaan antarkeluarga kerajaan, dan minta bantuan Demak untuk menyelesaikannya. Proses Islamisasi di Banjarmasin terjadi pada tahun 1550. Di Kalimantan Timur, proses Islamisasi terjadi sekitar tahun 1575.
2. Situasi dan kondisi sosial budaya
Pada masa kedatangan Islam, di Indonesia terdapat beragam suku bangsa, organisasi pemerintahan, struktur
ekonomi dan sosial budaya. Suku bangsa di pedalaman, belum banyak mengalami percampuran jenis bangsa dan budaya dari luar. Struktur ekonomi dan sosial budaya cenderung statis dibandingkan dengan mereka yang bertempat tinggal di daerah pesisir. Lebih-lebih mereka yang tinggal di kotakota pelabuhan.
Sampai dengan abad ke-20, daerah yang dipengaruhi
dan tidak dipengaruhi Islam di Indonesia sebagai berikut.
  • Di Sumatera, hampir seluruh wilayahnya sudah dipengaruhi Islam, kecuali sebagian daerah Batak di Sumatera Barat.
  • Di Pulau Jawa, seluruh wilayahnya sudah dipengaruhi Islam.
  • Di Kalimantan, hampir seluruh wilayahnya sudah dipengaruhi Islam, kecuali daerah pedalaman.
  • Di Sulawesi, hampir seluruh wilayahnya sudah dipengaruhi Islam, kecuali sebagian Sulawesi Utara agama Kristen cukup kuat. Namun kerukunan umat beragama di Sulawesi Utara sangat baik.
  • Di Bali dan Nusa Tenggara Barat maupun Timur, Islam sudah banyak dianut masyarakat, namun pengaruh Hindu masih sangat kuat.
  • Di Papua, pengaruh Islam sudah menyebar ke berbagai wilayah.
E. Perkembangan Kerajaan-Kerajaan Islam di Indonesia

    Masuknya pengaruh Islam ke Indonesia menyebabkan berdirinya beberapa kerajaan Islam. Dari beberapa kerajaan yang ada, kita dapat menggambarkan perkembangan masyarakat, kebudayaan, dan pemerintahan pada masa Islam di Indonesia.
1. Kerajaan Samudra Pasai
2. Kerajaan Aceh
3. Kerajaan Demak 4. Kerajaan Pajang
5. Kerajaan Mataram Islam
6. Kerajaan Cirebon
7. Kerajaan Banten
8. Kerajaan Makassar
9. Kerajaan Ternate
10. Kerajaan Tidore

F. Peninggalan-Peninggalan Bercorak Islam di Indonesia

    Peninggalan sejarah yang bercorak Islam di berbagai daerah di Indonesia, hampir tidak ada perbedaan. Justru yang ada adalah persamaan-persamaan yang secara umum memang terjadi seperti itu.
    Masuknya pengaruh Islam ke Indonesia, terjadi setelah masyarakat Indonesia memeluk Hindu dan Buddha. Tokohtokoh penyebar Islam tidak memusuhi agama yang sudah ada, tetapi diusahakan masuk Islam dengan kesadaran sehingga terjadi integrasi antara kebudayaan Hindu-Buddha dan kebudayaan Islam. Hal ini mengakibatkan peninggalan Islam di Indonesia banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Hindu dan Buddha, baik bentuk bangunannya, seni arsitekturnya, maupun hiasan-hiasan yang merupakan bagian tak terpisahkan dari bangunan tersebut.
   Peninggalan sejarah yang bercorak Islam antara lain sebagai berikut.
1. Masjid
2. Keraton
3. Batu nisan
4. Kaligrafi
5. Seni sastra
6. Seni pertunjukan
 
Copyright 2009 I.p.S is HaRd. All rights reserved.
Free WordPress Themes Presented by EZwpthemes.
Bloggerized by Miss Dothy